Rabu, 08 Februari 2012

Belajar bersyukur dari nasib orang baik atau nasib orang jahat

Menurut Anda, apakah nasib orang baik dan nasib orang jahat adalah sama?
Kenyataannya, semua makhluk akan berakhir pada kematian & menjadi misteri sejak dulu kala, hingga sekarang bahkan sampai kapanpun. Bagaimana kita menyikapi hal tersebut, menjalani kehidupan menurut hati nurani serta merta berpasrah pada TUHAN, tetap berusaha pantang untuk menyerah, bahwa dalam tiap perjuangan akan ada hasil, percayalah sobat......

Untuk menambah wacana, silahkan kunjungi :
https://twitter.com

Belajar dari kata-kata bijak, tidak seharusnya hanya dari orang-orang termasyur saja. Ada kalanya sebagai orang tua juga dapat memetik buah-buah bijaksana dari putra-purinya disaat memasuki usia pertumbuhan. Dikala mereka masih bayi, sedapat mungkin orang tua akan belajar memahami bahasa bayi, dengan menimang, mendekap penuh mesra, memberikan susu dikala perutnya terasa lapar atau mulutnya kehausan, menggantikan popoknya yang basah oleh ompol supaya nyaman tidurnya. semua itu jika dilakukan atas dasar kasih yang tulus akan merupakan suatu anugerah yang tak ternilai harganya.

Namun setelah beranjak kanak-kanak, dulu bayi yang mungil akan berkembang menjadi pribadi kecil yang mulai mengenal lingkungan sekitarnya. Pertemanan, mainan baru, bersinggungan dengan teman sekolah, para tetangga bahkan orang yang lalu lalang kerumah, tukang sayuran, tukang ambil sampah, dan yang lain lagi mulai berinteraksi secara langsung. Si kecil pun akan mulai menceritakan pengalamannya, merengek, bahkan bermanja-manja seperti teman-temannya kepada orangtuanya. Bahkan mulai kritis menanyakan ini - itu bahkan tak sedikit orang tua kalang kabut menjawab pertanyaan dari mulut kecilnya.

Beranjak ke remaja semakin exclusive intensitas dengan rekan sebaya, banyak pengaruh baik maupun buruk tanpa kita sadari, selaku orang harus jeli terhadap perilaku perubahan buah hatinya yang semakin beranjak dewasa. Pasti harapan orang tua menghendaki tmbuh kembang anaknya menjadi yang terbaik. Pada kenyataanya tak sedikit pula yang jauh dari harapan orang tua. Mereka bisa berubah arah 180 derajat tanpa disadari, karena banyak hal. Lingkungan, pergaulan, kasih sayang orang tua, serta bimbingan yang diterima untuk menjadi pribadi yang tangguh. Baik secara fisik maupun rohaninya.


Tidak ada komentar: